TEMPO.CO, Phnom
Penh - Pengadilan tertinggi Kamboja menolak permintaan Rusia untuk
mengekstradisi seorang pengusaha yang dituduh menggelapkan puluhan juta
dolar dalam kasus penipuan real estate (kawasan permukiman).
"Mahkamah Agung memutuskan bahwa Sergei Polonsky (41) tidak dapat dikirim kembali ke Rusia karena kedua negara tidak memiliki perjanjian ekstradisi," bunyi laporan yang dilansir Asiaone, Jumat, 25 April 2014.
Polonsky ditahan di Kamboja pada November lalu di sebuah pulau yang terletak di barat daya kota Sihanoukville atas permintaan Rusia. Namun, ia kemudian dibebaskan oleh pengadilan dalam keputusan banding pada Januari.
Lalu pada Agustus, pengadilan memerintahkan penahanan terhadap Polonsky setelah ia didakwa secara in-absentia atas tuduhan terkait dalam kasus penggelapan senilai 5,7 miliar rubel atau sekitar US$ 174 juta (Rp 2,01 triliun) yang menipu 80 investor.
Para penyidik menuduh pengusaha Rusia itu mendalangi penipuan yang berkaitan dengan pembangunan kompleks perumahan pada 2007-2008.
Polonsky juga sempat menghadapi sidang berbeda di Kamboja atas tuduhan bahwa dia dan dua warga Rusia lainnya mngancam kru kapal dengan todongan pisau. Namun ia dibebaskan sementara pada April tahun lalu dalam kasus tersebut setelah menghabiskan hari-harinya selama tiga bulan di penjara Kamboja, negara yang menjadi tempat bisnisnya.
Bisnis yang dijalankan Polonsky terpuruk akibat krisis keuangan global yang terjadi pada 2007-2008. Akibatnya, ia terpaksa menghentikan pekerjaannya membangun Menara Federasi Moskow, dimana saat itu ia berharap akan menjadi bangunan tertinggi di Eropa.
ASIAONE | ROSALINA
Sumber : Tempo.co