TEMPO.CO , Jakarta:Kementerian Kesehatan merilis data soal rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk mencuci tangan
dengan sabun.
Enggannya masyarakat untuk
mencuci tangan dalam melakukan lima aktivitas penting sehari-hari disebut mempengaruhi penularan penyakit diare.
Kementerian menilai penting untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
"Hanya 18,5 persen masyarakat Indonesia yang mencuci tangan pakai sabun di lima waktu
penting," ujar Direktur Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan
Wilfred H. Purba di kantornya, Jumat 18 Oktober 2013.
Lima waktu penting dan krusial dalam mencuci tangan yang dimaksud meliputi mencebok anak,
buang air besar, sebelum makan, memberi makan anak, dan juga sebelum memasak.
Berdasarkan Kajian Analisa Resiko Kesehatan Lingkungan di 55 Kabupaten dan Kota Tahun
2013, presentase responden yang melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum ataupun
setelah melakukan lima kegiatan krusial tadi diketahui hanya 18,5 persen.
Fakta berbeda, kata Wilfred, berbeda ditemukan saat responden disurvei soal kebiasaan cuci tangan setelah buang air besar dan sebelum makan. "Masing-masing mencatat angka tinggi sebesar 70,8 persen dan 75,9 persen," ujar dia.
Namun prosentase itu jeblok saat dihadapkan pada tiga tindakan lain, yakni mencebok anak,
sebelum memberi makan anak, dan sebelum memasak. Masing-masing tergambar dengan
prosentase 35,1 persen, 30,1 persen dan 37, 8 persen.
Wilfred menilai kurangnya kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan pakai sabun
dalam tiga kegiatan lain disebabkan kurangnya kampanye dari pemerintah. "Masyarakat tidak
sadar kalau kebiasaan tersebut bisa mengakibatkan penularan diare," kata dia.